BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 25 November 2009

SMK ANANDA



Rabu, 18 November 2009

Paus Sei



Paus Sei (dilafalkan: [seɪ] atau [saɪ]), Balaenoptera borealis, adalah Paus Balin, rorqual terbesar ketiga setelah Paus Biru dan Paus Sirip. Binatang ini dapat ditemukan di belahan dunia di seluruh samudra dan tengah laut, dan menyukai perairan lepas pantai. Binatang ini cenderung menghindari kutub dan perairan tropis dan perairan yang setengah tertutup. Paus Sei bermigrasi setiap tahun dari perairan dingin dan subkutub di musim panas menuju perairan hangat dan subtropis di musim dingin, meskipun di kebanyakan wilayah rute migrasi yang tepat tidak diketahui.

Jangkauan panjang paus lebih dari 20 meter (66 kaki) dan massa lebih dari 45 ton. Binatang ini mengkonsumsi rata-rata 900 kilogram (2.000 pon) makanan setiap hari, terutama copepoda dan krill, dan zooplankton lainnya. Binatang ini tercepat dari seluruh cetacea, dan dapat menjangkau kecepatan lebih dari 50 kilometer per jam (31 mil per jam, lebih dari 27 knot) jarak pendek. Nama paus ini berasal dari bahasa Norwegia untuk pollock, ikan yang ada di pantai Norwegia pada waktu yang sama dengan Paus Sei.

Karena perburuan komersial berskala besar terhadap spesies ini, antara abad ke-19 dan abad ke-20, lebih dari 238.000 ekor spesies diambil, Paus Sei kini adalah spesies yang dilindungi pada dunia internasional, walaupun perburuan masih terjadi di bawah program penelitian kontroversial oleh Islandia dan Jepang. Pada tahun 2006, terdapat sekitar 54.000 Paus Sei, sekitar seperlima populasinya sebelum diburu.

Spesies ini pertama disebutkan oleh René-Primevère Lesson pada tahun 1828, namun sebutan lanjutan diberikan oleh Karl Asmund Rudolphi dan spesies ini kadang-kadang direferensikan sebagai Rorqual Rudolphi, Paus Pollack, Paus Coalfish, Paus Sarden, atau Fin Jepang.

Kata Sei berasa dari kata Norwegia seje untuk ikan pollock, juga direfensikan sebagai coalfish, yang berkerabat dekat dengan ikan kod. Sei Whales muncul di pantai Norwegia pada saat yang sama dengan pollock, keduanya muncul untuk makan sekumpulan plankton. Nama spesifik berasal dari kata Latin borealis, yang berarti utara. Di Pasifik, paus ini telah dikenal sebagai Fin Jepang; "finner" merupakan istilah umum untuk mengartikan rorquals. Di Jepang binatang ini disebut iwashi kujira, atau Paus Sarden, nama untuk seekor ikan karena paus itu telah diobservasi untuk makan di Pasifik.

Paus Sei merupakan rorqual (famili Balaenopteridae), sebuah famili Paus Balin yang mencakup Paus Bungkuk, Paus Biru, Paus Bryde, Paus sirip dan Paus Minke. Rorqual mendapatkan namanya dari bahasa Norwegia röyrkval, yang berarti "paus kerut", karena anggota famili ini memiliki rangkaian lipatan longitudinal atau lekukan yang bertempat di bawah mulut dan berlanjut sepanjang bagian dalam tubuh. Famili Balaenopteridae diyakini telah menyimpang famili lain dari subordo Mysticeti, juga disebut Paus tulang paus atau Paus besar, selama pertengahan Miosen. Namun begitu, sebagian kecil diketahui karena anggota dari famili yang bervariasi dalam Mysticeti, mancakup Balaenopteridae, yang menyimpang dari lainnya.

Dua subspesies telah teridentifikasi— Paus Sei Utara (Balaenoptera borealis borealis) dan Paus Sei Selatan (Balaenoptera borealis schleglii). Dua subspesies tersebut secara geografi terisolir dari lainnya dan jangkauan mereka tidak utuh.


Paus Sei merupakan anggota terbesar ketika dalam famili Balaenopteridae, setelah Paus Biru (lebih dari 180 ton) dan Paus Sirip (lebih dai 70 ton). Hewan dewasa umumnya berukuran antara 12 dan 15 meter dan massa 20–30 ton. Paus Sei selatan lebih besar dari Paus Sei Utara, dan betinanya lebih besar daripada jantan. Paus Sei terbesar yang diketahui berukuran 20 meter, dan massa antara 40 dan 45 ton. Spesimen terbesar berada di Islandia yang sedikit lebih panjang dari 16 meter. Ketika lahir, si anak umumnya berukuran panjang 4–5 meter.

Tubuh paus ini secara khas berwarna abu-abu baja gelap dengan abu-abu terang beraturan hingga tanda putih pada permukaan yang mengenai sirip perut, atau menuju bagian depan tubuh yang terendah. Paus ini memiliki rangkaian 32–60 pleat atau lekukan sepanjang bawah tubuh yang menyebabkan daerah kerongkongan dapat melebar selama makan. Moncongnya tajam dan sirip dada lebih pendek dibandingkan paus lain, dengan panjang hanya 9%–10% dari total panjang tubuh, dan tajam di ujungnya. Binatang ini memiliki punggung tunggal yang panjang dari ujung moncongnyapada lubang sembur berpasangan yang merupakan karakteristik perbedaan Paus Balin. Kulit paus sering ditandai dengan lubang kecil atau lukan, yang setelah sembuh menjadi bekas luka putih. Ini dipercaya disebabkan oleh copepoda (Penella spp.) ectoparisitik, lamprey (famili Petromyzontidae), atau diyakini Hiu pemotong (Isistius brasiliensis).Binatang ini memiliki sebuah jangkung, sirip dorsal berbentuk arit yang tingginya 25–61 sentimeter, dan berpasangan sekitar dua-tiga yang bergerak mundur dari ujung moncong. Ukuran sirip dorsal, pola pigmentasi, dan bekas luka yang telah digunakan untuk suatu batas ekstensi dalam pengamatan identifikasi foto Paus Sei. Ekornya tebal dan gepeng, atau cuping, relatif kecil dalam relasi hingga ukuran tubuh paus.


Rorqual ini merupakan penyaring makanan, yang digunakan lempeng balin untuk memperoleh makanan dari air dengan cara membuka mulutnya, yang menelan sejumlah besar air yang mengangkut makanan, kemudian menyaring air keluar dari balin, dengan meninggalkan sejumlah makanan di dalam mulut. Binatang dewasa memiliki 300–380 lempeng balin hitam pucat pada setiap sisi mulut, masing-masing panjangnya sekitar 48 sentimeter. Setiap lempeng terbuat dari kreatin seperti kuku jari yang tembus keluar menjadi rambut keputih-putihan pada bagian mulut dekat lidah. Rambut balin Paus Sei sangat yang keras (sekitar 0.1 mm, 0.004 inci) digunakan sebagai pembeda coraknya yang paling terpercaya dari semua Paus Balin.

Paus Sei terlihat serupa dari Paus Balin lainnya. Cara yang mudah untuk membedakannya dan Paus Bryde, terpisah dari perbedaan dalam setiap balin paus, adalah dengan adanya punggung cabang samping pada permukaan dorsal di kepala Paus Bryde. Paus Sei besar dapat keliru dengan Paus Sirip kecuali jika susunan warna kepala asimetris Paus Sirip jelas terlihat; sisi kanan rahang yang lebih rendah dari Paus Sirip adalah putih, dan sisi kiri abu-abu. Ketika terlihat sisinya, samping atas kepala Paus Sei memiliki lekukan kecil antara moncongnya yang runcing dan mata, sedangkan profil Paus Sirip secara relatif tipis.

Paus Sei biasanya berkelanan sendiri atau dalam kelompok kecil lebih dari enam individu. Kelompok besar terlihat terutama saat rombongan diberi makan ampas. Sangat sedikit yang diketahui tentang struktur sosial mereka. Jantan dan betina dapat membentuk sebuah ikatan, namun tidak ada riset yang cukup mengetahui untuk disetujui.

Paus Sei adalah yang tercepat diantara seluruh cetacea. Binatang ini dapat menempuh kecepatan lebih dari 50 kilometer per jam dalam jarak dekat. Namun begitu, binatang ini bukan penyelam handal, yang menyelam hanya hingga kedalaman dangkal selama antara lima hingga lima belas menit. Antara penyelaman ini, paus ini berenang dekat permukaan selama beberapa menit, meninggalkan pemandangan yang jelas, perairan tenang, dangan semburan yang terjadi berulang-ulang sekitar 40–60 detik. Tidak seperti Paus Sirip, Paus Sei cenderung tidak muncul tinggi keluar air ketika menyelam. Lubang sembur dan sirip dorsal sering mengarah ke atas permukaan air secara serempak. Paus ini hampir tidak pernah memunculkan flukes ke atas permukaan, dan binatang ini jarang melampaui batas, atau melompat tinggi keluar air.

Paus Sei makan dekat permukaan samudra, yang berenang pada sisinya melalui segerombolan mangsa untuk memperoleh rata-rata sekitar 900 kilogram makanan setiap harinya. Untuk ukuran binatang, hal ini terkemuka karena untuk kebanyakan bagian, makanan yang disukainya rendah secara relatif pada rantai makanan, seperti zooplankton dan ikan kecil. Preferensi paus pada zooplankton telah ditentukan dari analisa perut dan pengamatan langsung kebiasaan makan . Hal ini juga ditentukan dari analisa feses yang terkumpul dekat Paus Sei, yang tampak sebagai busa cokelat tipis di air. Feses tersebut dikumpulkan dalam jaring dan materi DNA pada sisanya terpisah keluar dan diidentifikasi secara individu, untuk dipasangkan dengan spesies yang dikatahui. Persaingan paus untuk makan dengan berbagai spesies lain, seperti ikan clupeida (haring dan kerabatnya), hiu penjemur, dan Paus Sikat.

Di Atlantik, makanan pokok Paus Sei adalah copepoda calanoid, Calanus finmarchicus, dengan pilihan kedua euphausiida (krill), tertentu Meganyctiphanes norvegica dan Thysanoessa inermis. Di Pasifik Utara, Paus Sei makan zooplankton serupa, seperti spesies copepoda Calanus cristatus, Calanus plumchrus, dan Calanus pacificus, dan spesies euphausida Euphausia pacifica, Thysanoessa inermis, Thysanoessa longipes, dan Thysanoessa spinifera. Sebagai tambahan, binatang ini juga diketahui makan organisme yang lebih besar, seperti cumi-cumi terbang Jepang, Todarodes pacificus pacificus, dan ikan kecil, seperti anggota genera Engraulis (anchovy), Cololabis (saury), Sardinopa (pilchard), dan Trachurus (makarel jack). Beberapa ikan tersebut dalam pola makannya secara komersial penting. California tengah, paus tersebut telah diobservasi makanannya pada anchovy antara bulan Juni dan Agustus, dan pada krill (Euphausia pacifica) selama September dan Oktober. Di belahan selatan, spesies mangsa seperti copepoda Calanus tonsus, Calanus simillimus, dan Drepanopus pectinatus sama baiknya dengan euphausida Euphausia superba dan Euphausia vallentini.


Kopulasi terjadi di perairan hangat, lautan subtropis selama musim dingin, dan periode gestasi diperkirakan 10 3/4 bulan, 11 1/4 bulan, atau satu tahun, tergantung model apa pertumbuhan fetus yang digunakan. Perbedaan dalam periode gestasi adalah hasil yang tidak mampu diobservasi kehamilan keseluruhan paus; kebanyakan data reproduksi Paus Balin diperoleh dari hewan yang dibunuh oleh penangkap paus komersial, yang hanya menunjukkan penampilan tunggal pertumbuhan foetus. Peneliti kemudian berusaha meramalkan kemungkinan konsepsi tanggal berdasarkan atas pengukuran dan karakteristik fisik foetus dan bagaimana mereka membandingkan dengan kelahiran baru paus.

Kelahiran baru disapih dari induknya saat 6–9 usia bulan ketika panjangnya 11–12 meter, jadi penyapihan mengambil lokasi pada landasan makan di musim panas dan semi. Betina bereproduksi setiap 2–3 tahun, dengan sebanyak 6 foetus dilaporkan, namun kelahiran tunggal jauh dari umumnya. Rata-rata usia kematangan seksual kedua alat kelamin adalah 8–10 tahun, saat berukuran panjang sekitar 12 meter untuk jantan dan 13 meter untuk betina. Paus tersebut dapat menempuh usia hingga lebih dari 65 tahun.

Seperti paus lainnya, Paus Sei terkenal untuk suaranya yang panjang, besar dan berfrekuensi kecil. Sedikit yang diketahui tentang panggilan spesifik yang dilakukan oleh paus ini, tetapi pada tahun 2003, pengamat mencatat panggilan Paus Sei sebagai tambahan untuk suara gelombang elektromagnetik yang dapat dideskripsikan sebagai "eraman" pada pantai semenanjung Antarktika. Banyak panggilan memiliki bagian dengan perubahan frekuensi antara bagian. Kombinasi ini dilihat sebagai kunci yang dapat digunakan untuk membedakan suara Paus Sei dengan paus lainnya. Kebanyakan panggilan berakhir sekitar setelah detik, dan muncul pada frekuensi 240–625 hertz , baik pada jarak normal suara yang kebanyakan dapat didengar manusia. Jumlah sumber maksimun vokal dilaporkal 156 desibel relatif dengan 1 mikropascal (μPa) untuk jarak referensi satu meter.

Paus Sei dapat ditemukan di seluruh dunia walaupun mereka jarang ditemukam di daerah perairan kutub atau tropis. Kesulitan membedakan Paus Sei di laut dari kerabat mereka yang dekat, Paus Bryde dan terkadang Paus Sirip telah menyebabkan kesalahan tentang batasan distribusi dan frekuensi kemunculan mereka, terutama di perairan hangat tempat Paus Bryde paling banyak berada.

Di Atlantik utara, jangkauan Paus Sei terbentang dari Eropa selatan atau Afrika barat daya sampai Norwegia di Atlantik timur, dan dari Amerika Serikat selatan ke Tanah Hijau di barat. Rekor paling selatan yang pernah ada adalah di pantai utara teluk Meksiko dan di Antilles Besar. Di sepanjang jangkauannya, paus ini berusaha untuk menghindari perairan yang membuat setengah tubuhnya ada di permukaan, seperti di teluk Meksiko, teluk Santo Laurensius, teluk Hudson, laut Utara, dan laut Tengah. Paus ini muncul di perairan dalam, kebanyakan muncul di lekuk benua, di cekungan yang terletak antara tepian, atau daerah lembah bawah laut.

Di samudera Pasifik utara, Paus Sei ditemukan dari garis lintang 20°LU–23°LU pada musim dingin, dan dari garis lintang 35°LU–50°LU pada musim panas. Diperkirakan 75% dari jumlah populasi Paus Sei di Pasifik utara ditemukan pada batas penanggalan internasional timur, tetapi terdapat kekurangan informasi tentang distribusi paus ini di Pasifik utara. Dua paus yang dicatat di California nantinya ditemukan di Washington dan British Columbia, menjelaskan hubungan yang mungkin antara daerah tersebut, tetapi kekurangan data lainnya membuat dua hal tersebut tidak meyakinkan. Di Belahan Selatan, distribusi musim panas berdasarkan data penangkapan sejarah adalah antara garis lintang 40°S–50°S, sementara distribusi saat musim dingin tidak diketahui.

Umumnya, Paus Sei bermigrasi setiap tahun ke perairan dingin pada musim panas dan ke perairan subtropis pada musim dingin, tempat makanan lebih banyak tersedia. Di Atlantik barat daya, penglihatan dan rekor penangkapan menghasilkan bahwa paus bergerak ke utara mengikuti pinggir paparan untuk mencapai daerah tepi sungai Georges, selat timur laut dan tepi sungai Browns pada pertengahan sampai akhir Juni. Mereka hadir di pantai selatan Newfoundland pada bulan Agustus dan September, dan migrasi ke selatan dimulai bergerak ke barat dan selatan sepanjang paparan Nova Scotia dari pertengahan September sampai pertengahan November. Paus di laut Labrador pada minggu pertama Juni bergerak lebih jauh ke utara ke perairan barat daya Greenland pada musim panas. Di Atlantik timur laut, Paus Sei pada musim dingin bergerak sampai Afrika Barat dan mengikuti paparan benua ke utara pada musim semi. Betina besar memimpin migrasi ke utara dan mencapai selat Denmark lebih awal dan lebih dapat dipercaya daripada seks dan kelas lainnya, tiba pada pertengahan Juli dan tetap berada melalui pertengahan September. Pada beberapa tahun, jantan dan betina yang lebih muda tetap berada di garis lintang yang lebih rendah selama bulan musim panas.

Meskipun diketahui beberapa arah umum pada latar belakang migrasi Paus Sei, rute migrasi terperinci tidak diketahui dan ilmuwan tidak dapat memprediksi dengan tepat tempat grup akan muncul dari satu tahun ke selanjutnya. Lokasi khusus dapat setahun melihat pemasukan banyak paus dan tidak untuk beberapa tahun kemudian. F.O. Kapel menyadari hubungan antara kemunculan berkala Paus Sei di barat Tanah Hijau dan serbuan berkala perairan hangat dari arus Irminger ke daerah tersebut. Beberapa bukti dari data menunjukan bahwa individu Paus Sei kembali ke pantai Islandia pada basis tahunan.

Perkembangan harpun yang dapat meledak dan kapal penangkap bertenaga uap pada akhir abad ke-19 menyebabkan eksploitasi paus besar yang sebelumnya tidak dapat ditangkap oleh penangkap komersial. Karena kecepatan mereka yang cepat dan sulit ditangkap, dan nantinya karena produksi kecil minyak dan daging dibandingkan dengan paus besar lainnya, Paus Sei tidak diburu. Ketika populasi Paus Sikat, Paus Biru, Paus Sirip dan Paus Bungkuk yang secara komersial lebih menarik menjadi habis, Paus Sei diburu yang dilaksanakan pada tahun 1950-an sampai 1970-an.

Atlantik utara

14.295 Paus Sei ditangkap di samudera Atlantik Utara antara tahun 1885 dan tahun 1984. Mereka diburu pada jumlah besar di pantai Norwegia dan Skotlandia yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan pada tahun 1885, lebih dari 700 Paus Sei dibunuh di Finnmark, Norwegia. Daging Paus Sei adalah makanan populer di Norwegia, dan harga dari daging Paus Sei yang membuat dilakukannya perburuan spesies yang sulit ditangkap ini sebagai hal yang secara ekonomis dikerjakan dengan mudah pada awal abad ke-20.

Di Islandia, 2.574 paus ditangkap dari pos penangkapan paus Hvalfjörður antara tahun 1948 dan tahun 1985. Sejak akhir tahun 1960-an atau awal 1970-an, Paus Sei menjadi target kedua setelah Paus Sirip oleh penangkap paus di Islandia, dengan permintaan daging berkualitas tinggi mengambil pertimbangan untuk minyak paus, yang pernah menjadi target penangkap paus.

Jumlah kecil Paus Sei ditangkap di semenanjung Iberia yang dimulai pada tahun 1920-an oleh penangkap paus dari Spanyol, dari paparan Nova Scotia pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an oleh penangkap paus dari Kanada, dan dari pantai Tanah Hijau barat dari tahun 1920-an sampai tahun 1950-an oleh penangkap paus dari Denmark dan Norwegia.

Pasifik utara

Di Pasifik Utara, jumlah Paus Sei yang dibunuh oleh penangkap paus untuk komersial sebesar 72.215 antara tahun 1910 dan tahun 1975;[7] mayoritas ditangkap setelah tahun 1947. Pangkalan pantai di Jepang dan Korea memprosesikan 300–600 Paus Sei tiap tahun antara tahun 1911 dan tahun 1955. Pada tahun 1959, penangkapan paus oleh Jepang memuncak ketika 1.340 paus ditangkap. Penangkapan besar oleh penangkap paus di Pasifik Utara dimulai pada tahun 1960-an, dengan jumlah tangkapan rata-rata 3.643 per tahun dari tahun 1963 sampai tahun 1974 (jumlah 43.719; jangkauan per tahun 1.280–6.053). Pada tahun 1971, setelah dekada jumlah penangkapan Paus Sei yang tinggi, spesies ini menjadi jarang di perairan Jepang, dan penangkapan paus komersial untuk paus berakhir di Pasifik Utara barat tahun 1975.

Di pantai Amerika Utara, Paus Sei diburu di perairan British Columbia dari akhir tahun 1950-an sampai pertengahan tahun 1960-an, ketika jumlah paus yang ditangkap menurun sekitar 14 per tahun. Lebih dari 2.000 paus terbunuh di perairan British Columbia antara tahun 1962 dan tahun 1967. Antara tahun 1957 dan tahun 1971, pangkalan pantai California memprosesikan 386 paus. Penangkapan paus komersial untuk Paus Sei berakhir di Pasifik Utara timur tahun 1971.

Belahan Selatan

Sebanyak 152.233 Paus Sei ditangkap di belahan selatan antara tahun 1910 dan tahun 1979. Penangkapan ikan paus di samudra bagian selatan mengincar Paus Bungkuk. Pada tahun 1913, spesies yang diincar ini menjadi jarang dan penangkapan Paus Sirip dan Paus Biru mulai meningkat. Karena kedua spesies tersebut juga menjadi jarang, Paus Sei ditangkap dengan cepat pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Penangkapan memuncak pada tahun 1964 dengan lebih dari 20.000 Paus Sei, tetapi pada tahun 1976, jumlah ini menurun dibawah 2.000 dan penangkapan komersial spesies ini berakhir pada tahun 1977.

Paus Sei tidak mendapat perlindungan yang berarti pada tingkat internasional sampai tahun 1970, ketika batasan penangkapan di Pasifik Utara mulai diatur pada basis spesies oleh Komisi Perpausan Internasional (IWC). Penangkap paus terbatas oleh kemampuannya untuk menetapkan lokasi paus. Paus Sei diberikan perlindungan penuh dari penangkapan paus di Pasifik Utara tahun 1976, dan batasan Paus Sei diperkenalkan di Atlantik Utara tahun 1977. Populasi di belahan selatan dilindungi dari penangkapan pada tahun 1979. Karena menghadapi bukti bahwa beberapa spesies paus di dunia ditangani agar tidak punah, IWC memilih untuk mengimplementasikan pelarangan terhadap penangkapan paus yang dimulai pada tahun 1986 dan menghentikan semua penangkapan legal Paus Sei.

Pada akhir tahun 1970-an, beberapa penangkap paus "ilegal" terjadi di Atlantik Utara timur. Tidak terdapat bukti langsung penangkapan paus ilegal di Pasifik Utara, meskipun terdapat pengakuan kesalahan pelaporan data penangkapan paus oleh Uni Soviet berarti bahwa data penangkapan tidak seluruhnya dapat dipercaya.

Spesies ini masuk kedalam daftar merah IUCN tahun 2000, dikategorikan sebagai "terancam". Populasi di Belahan Utara dimasukan oleh CITES kedalam Appendix II, menandai bahwa mereka tidak perlu ditangani agar tidak punah, tetapi mungkin dapat terjadi jika tidak dimasukan. Populasi di Belahan Selatan dimasukan oleh CITES kedalam Appendix I, menandai bahwa mereka ditangani dari kepunahan.

Penangkapan ikan paus pasca perlindungan

Sejak larangan penangkapan paus dilaksanakan, beberapa Paus Sei ditangkap oleh penangkap paus dari Islandia dan Jepang dibawah program penelitian IWC. Islandia melakukan empat tahun penelitian antara tahun 1986 dan tahun 1989, menangkap 40 paus Sei per tahun.

Ilmuwan Jepang membunuh kira-kira 50 Paus Sei tiap tahun untuk tujuan ini. Penelitian dilaksanakan oleh Institut Penelitian Cetacean di Tokyo, institusi yang didanai secara pribadi dan tidak mendapat keuntungan. Fokus utama penelitian ini adalah untuk memeriksa apa yang dimakan Paus Sei dan untuk menentukan tingkat kompetisi antara paus dan penangkapan ikan. Dr. Seiji Ohsumi, Direktur Jendrak Insitut Penelitian Cetacean mengatakan bahwa "Diperkirakan bahwa paus itu mengkonsumsi 3 sampai 5 kali jumlah persediaan laut seperti yang ditangkap untuk konsumsi manusia, sehingga penelitian kami menyediakan informasi berharga yang dibutuhkan untuk menambah manajemen semua sumber laut kami." Ia nantinya menambah bahwa " ... Paus Sei adalah spesies paus yang paling berlimpah-limpah kedua di Pasifik Utara barat, dengan perkiraan populasi lebih dari 28.000 paus. [It is] clearly not endangered."

Grup konservasi seperti World Wildlife Fund mempertanyakan kepentingan penelitian ini, menyatakan bahwa diketahui bahwa Paus Sei terutama makan cumi-cumi dan plankton tidak diburu oleh manusia, dan jarang makan ikan. Mereka mengatakan bahwa program ini "bukan lain adalah rencana yang direncanakan untuk membiarkan perburuan paus tetap berjalan, dan kebutuhan untuk menggunakan paus sebagai korban dari kelebihan penangkapan ikan oleh manusia." Kualitas penelitian ilmu pengetahuan didapat dibawah program penelitian penangkapan paus dikritik sangat buruk; pada pertemuan komite ilmu pengetahuan Institut Penelitian Cetacean tahun 2001, 32 ilmuwan memasukan dokumen melambangkan kepercayaan mereka bahwa program Jepang itu kekurangan dan tidak mencapai standar minimum penilaian akademik yang digunakan secara luas pada ilmu pengetahuan dunia.


Perkiraan populasi

Populasi global Paus Sei diperkirakan hanya 54.000, sekitar seperlima populasi sebelum era perburuan ikan paus. Penelitian tahun 1991 di samudera Atlantik utara menunjukan bahwa jumlah populasi Paus Sei di daerah itu hanya 4.000. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran umum yang disebut "tangkapan per satuan usaha", yang mencoba untuk menarik kesimpulan tentang kelimpahan berdasarkan jumlah waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk melokasi spesies pada pertanyaan. Metode ini dikritik pada komunitas ilmu pengetahuan dan tidak dianggap indeks kelimpahan ilmu pengetahuan sebenarnya.[60] Paus Sei dikatakan jarang ditemukan pada tahun 1960-an dan awal 1970-an di Norwegia utara, tempat jumlah yang banyak ditangkap pada akhir abad ke-19 melalui Perang Dunia II. Satu penjelasan mungkin untuk hilangnya paus ini adalah karena paus tersebut terlalu banyak diambil, sementara penjelasan alternatif adalah pengurangan dratis copepoda di Atlantik tenggara selama akhir 1960-an karena perubahan distribusi Paus Sei. Survey di selat Denmark menemukan 1.290 paus tahun 1987, dan 1.590 paus pada tahun 1989. Tingkat populasi di Nova Scotia diperkirakan antara 1.393 dan 2.248, dengan perkiraan terkecil sebesar 870.

Penelitian pada tahun 1977 menghasilkan perkiraan populasi sebesar 9.110 di samudera Pasifik berdasarkan data tangkapan per satuan usaha. Besar populasi ini dibantah karena penangkapan paus yang dilakukan Jepang, dan terdapat klaim pada tahun 2002 bahwa populasi Paus Sei di samudera Pasifik utara sebanyak 28.000 paus, besar yang tidak diterima oleh komunitas ilmu pengetahuan. Di perairan California, hanya terdapat satu penglihatan yang dikonfirmasi dan lima kemungkinan penglihatan dari tahun 1991 sampai tahun 1993 melalui survey kapal dan udara, dan tidak terdapat penglihatan yang dikonfirmasi di Oregon dan Washington. Karena aktivitas perburuan ikan paus komersial, diperkirakan terdapat 42.000 Paus Sei di samudera Pasifik utara. Pada akhir periode eksploitasi (1974), jumlah Paus Sei di samudera Pasifik utara berkurang antara 7.260 dan 12.620 paus.

Di Belahan Selatan, perkiraan populasi Paus Sei sebesar 9.800 sampai 12.000 ekor ikan paus. Perkiraan ini berdasarkan sejarah penangkapan dan tangkapan per satuan usaha di samudera belahan selatan. IWC melaporkan perkiraan 9.718 paus berdasarkan data survey antara tahun 1978 dan 1988. Karena penangkapan ikan paus komersial, diperkirakan terdapat 65.000 ekor Paus Sei yang hidup di belahan selatan.


Hiu


Hiu atau cucut adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi, Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod, karena terbuat dari tulang muda, yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.


Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.

Beberapa organisasi, seperti misalnya Shark Trust, melakukan kampanye untuk membatasi penangkapan hiu.


Hiu sangat menonjol dalam mitologi Hawaii. Ada cerita-cerita tentang manusia hiu yang mempunyai rahang hiu di belakang mereka. Mereka dapat berubah bentuk antara hiu dan manusia pada waktu-waktu yang mereka inginkan. Sebuah tema umum dalam cerita-cerita ini adalah bahwa manusia-manusia hiu ini akan memperingatkan orang-orang yang ke pantai bahwa di perairan itu terdapat hiu. Orang-orang yang ke pantai itu akan menertawai dan mengabaikan peringatan-peringatan mereka dan akan tetap berenang, dan karena itu kemudian mereka dimakan oleh manusia hiu yang sama, yang memberikan peringatan kepada mereka agar tidak turun ke air.

Mitologi Hawaii juga mengandung banyak dewa hiu. Mereka percaya bahwa hiu adalah penjaga samudra, dan mereka disebut Aumakua:

  • Kamohoali'i – Dewa hiu yang paling terkenal dan dihormati. Ia lebih tua dan menyukai saudara dari Pele, dan menolong serta berjalan bersamanya ke Hawaii. Ia mampu mengambil rupa manusia dan ikan. Sebuah tebing yang tinggi di kawah Kilauea dianggap sebagai salah satu tempatnya yang paling suci. Di salah satu tempat itu, ia mempunyai sebuah he'iau (kuil) yang dipersembahkan baginya di setiap potong tanah yang menjorok ke laut di pulau Moloka'i.
  • Ka'ahupahau – Dewi ini dilahirkan sebagai manusia, dengan ciri khasnya karena rambutnya yang merah. Ia belakangan berubah ke dalam bentuk hiu dan diyakini melindungi rakyat yang hidup di O'ahu dari ikan-ikan hiu. Ia juga diyakini hidup dekat Pearl Harbor.
  • Kaholia Kane – Ini adalah dewa hiu dari ali'i Kalaniopu'u dan diyakini tinggal di sebuah gua di Puhi, Kaua'i.
  • Kane'ae – Dewi hiu yang berubah menjadi manusia agar dapat mengalami suka cita menari.
  • Kane'apua – Yang paling umum, ia diyakini sebagai saudara laki-laki dari Pele dan Kamohoali'i. Ia adalah dewa yang suka mempermainkan orang yang melakukan banyak tindakan kepahlawanan, termasuk menenangkan dua bukit legendaries yang konon bertabrakan sehingga menghancurkan perahu-perahu yang berusaha melewatinya.
  • Kawelomahamahai'a – Asalnya manusia, ia kemudian diubah menjadi hiu.
  • Keali'ikau 'o Ka'u – Ia adalah sepupu dari Pele dan anak laki-laki dari Kua. Ia disebut pelindung rakyat Ka'u. Ia pernah mengadakan hubungan dengan seorang gadis manusia, yang melahirkan seekor hiu hijau.
  • Kua – ini adalah dewa hiu yang utama dari rakyat Ka'u, dan diyakini merupakan nenek moyang mereka.
  • Kuhaimoana – Ia adalah saudara laki-laki dari Pele dan tinggal di pulau Ka'ula. Panjangnya konon 55 m dan merupakan suami dari Ka'ahupahau.
  • Kauhuhu – Ia adalah raja hiu yang kejam yang hidup di sebuah gua di Kipahulu di pulau Maui. Kadang-kadang ia pindah ke gua yang lain di sisi angin bertiup dari pulau Moloka'i.
  • Kane-i-kokala – Sejenis dewa hiu yang menyelamatkan orang-orang yang karam kapalnya dengan membawa mereka ke pantai. Orang-orang yang menyembahnya tidak mau memakannya, menyentuh atau melintasi asap kokala, ikannya yang suci.

Dalam budaya-budaya Samudra Pasifik lainnya, Dakuwanga adalah dewa hiu yang juga merupakan pemakan jiwa-jiwa yang tersesat.

Di Yunani kuno, orang dilarang makan daging hiu pada festival-festival perempuan.


Ada mitos yang populer bahwa hiu kebal terhadap penyakit dan kanker; namun hal ini tidak benar. Ada penyakit dan parasit yang mempengaruhi hiu. Bukti bahwa hiu setidak-tidaknya tahan terhadap kanker dan penyakit boleh dikatakan hanya anekdot dan kalaupun ada, sedikit sekali studi ilmiah atau statistik yang membuktikan bahwa hiu dapat meningkatkan kekebalan terhadap penyakit.



Lumba-lumba


Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.

Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam. Lumba-lumba adalah binatang menyusui. Mereka hidup di laut dan sungai di seluruh dunia. Lumba-lumba adalah kerebat paus dan pesut. Ada lebih dari 40 jenis Lumba-lumba.

Bayi lumba-lumba yang baru lahir akan dibawa ke permukaan oleh induknya agar bias menghirup udara. Lumba-lumba perlu naik ke permukaan untuk bernafas supaya tetap hidup. Lumba-lumba bernafas melalui lubang udara yang terletak di atas kepalnya. Tubuhnya yang licin dan ramping sangat sesuai untuk berenang. Induk Lumba-lumba menyusui anaknya dengan susu yang gurih dan menyediakan energi bagi anaknya supaya cepat besar. Setiap anak lumba-lumba selalu berada di dekat induknya, sehingga ibunya bisa melindungi dari bahaya. Lumba-lumba selalu menjaga hubungan dengan anaknya hingga tumbuh semakin besar. Induk lumba-lumba memanggil anak anaknya dengan siulan khusus yang bisa mereka kenali.

Lumba-lumba hidup dan bekerja dalam kelompok atau disebut kawanan. Mereka sering bermain bersama. Seekor lumba-lumba tidak bisa tidur nyenyak di bawah air. Ia bisa tenggelam. Oleh karena itu, ia setengah tidur beberapa saat dalam sehari. Lumba-lumba makan cumi dan ikan seperti ikan mullet abu-abu. Kadang kadang Lumba-lumba menggiring kawanan ikan agar mudah ditangkap. Lumba-lumba mencari jalan dengan mengirimkan suara didalam air. Jika suara itu mengenai suatu benda, suara itu akan dipantulkan kembali sebagai gema. Kadang kadang, suara gaduh di laut akibat pengeboran minyak dapat membingungkan Lumba-lumba. Mereka akan mengalami kesulitan dalam mengirim dan menerima pesan.

Manusia senantiasa tertarik dengan kisah lumba-lumba. Bangsa Romawi telah membuat gambar mozaik Lumba-lumba sekitar 2.000 tahun lalu. Sekarang, manusia senang berenang di laut bersama binatang yang pandai dan bersahabat seperti lumba-lumba. Lumba-lumba harus berhati hati terhadap ikan hiu yang mungkin menyerang mereka sewaktu waktu. Mereka melindungi diri dengan gigi giginya, terkadang mereka menggunakan paruhnya sebagai pelantak. Manusia dapat menjala banyak sekali ikan bagi lumba-lumba untuk makanannya. Kadang kadang, lumba-lumba tertangkap oleh jaring nelayan. Mereka tidak dapat menghirup napas di permukaan, akibatnya mereka tenggelam. Ketika bahan kimia yang berbahaya dibuang ke laut, limbah itu bisa meracuni makanan yang dimakan Lumba-lumba. Pembangunan waduk di sungai dan pengeringan danau hanya menyisakan sedikit tempat bagi binatang seperti lumba-lumba Brazil untuk hidup.

Lumba-lumba tergolong sebagai mamalia yang cerdas. Lumba-lumba dapat menolong manusia, bila lumba-lumba sudah terlatih, bahkan lingkaran api pun dapat mereka terobos. Singa laut, spesies primata, ikan paus dan anjing juga termasuk binatang yang cerdas. Lumba-lumba yang sudah terlatih dapat melakukan berbagai atraksi dan mereka juga dapat berhitung, tetapi Lumba-lumba liar belum dapat melakukan berbagai atraksi. Sekarang ini, lumba-lumba dan ikan paus sudah langka, maka lumba-lumba dan ikan paus harus dilindungi. Lumba-lumba dan ikan paus telah mulai dilindungi di seluruh dunia.


Taksonomi


Enam hewan dalam famili Delphinidae umumnya disebut "paus". Mereka terkadang disebut "blackfish" (ikan hitam):

Selasa, 17 November 2009

Ikan Guppy


Gupi, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia reticulata), adalah salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling populer di dunia. Karena mudahnya menyesuaikan diri dan beranak-pinak, di banyak tempat di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi parit-parit dan selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga millionfish, di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama lokal seperti gepi (Btw.), bungkreung (Sd.), cethul atau cithul (Jw.), klataw (Bjn), dan lain-lain.


Gupi merupakan anggota suku Poecilidae yang berukuran kecil. Jantan dan betina dewasa mudah dibedakan baik dari ukuran dan bentuk tubuhnya, maupun dari warnanya (dimorfisme seksual). Panjang total tubuh ikan betina antara 4–6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki warna-warni yang cemerlang dan amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida. Ikan gupi liar warnanya lebih sederhana, meski jantannya tetap berwarna-warni dengan dua buah bintik hitam seperti mata di sisi badan: yang satu di bawah sirip punggung dan yang lainnya di atas sirip dubur. Gupi liar betina bertubuh tambun dengan warna kuning kecoklatan dan susunan sisik yang membentuk pola seperti jala (reticulata = dengan pola jaring atau jala), dan perut gendut berwarna putih


Gupi adalah ikan yang sangat peridi. Masa kehamilan ikan ini berkisar antara 21–30 hari (rata-rata 28 hari) bergantung pada suhu airnya. Suhu air yang paling cocok untuk berbiak adalah sekitar 27 °C (72 °F).

Alih-alih bertelur, ikan gupi mengandung dan melahirkan anaknya (livebearers). Setelah ikan betina dibuahi, daerah berwarna gelap di sekitar anus yang dikenal sebagai ‘bercak kehamilan’ (gravid spot) akan meluas dan bertambah gelap warnanya. Menjelang saat-saat kelahirannya, bintik-bintik mata anak-anak ikan dapat terlihat dari kulit perut induknya yang tipis dan menerawang. Seekor induk gupi dapat melahirkan burayak (anak ikan) antara 2–100 ekor pada setiap kelahiran, namun kebanyakan antara 5–30 ekor saja. Beberapa jam setelah persalinan, induk gupi telah siap untuk dibuahi lagi.

Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri. Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak gupi ini umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa burayak yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium, anak-anak ikan ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini, apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja. Itulah sebabnya ikan ini dengan segera dapat melipat-gandakan jumlah anggota kelompoknya, sehingga dinamai juga ikan seribu.

Sirip dubur pada ikan jantan mengalami perubahan menjadi gonopodium, yang berfungsi untuk mengeluarkan sperma yang akan masuk pada tubuh ikan betina. Gupi betina memiliki kemampuan untuk untuk menyimpan sperma, sehingga dapat hamil berulang kali dengan hanya satu kali kawin.

Faktor kunci keberhasilan yang lainnya adalah kemampuannya untuk menyesuaikan hidup dengan pelbagai kondisi perairan, dengan variasi makanan yang beragam. Analisis terhadap isi perut gupi yang hidup di Danau Buyan, Bali, menunjukkan bahwa ikan ini terutama memakan zooplankton yang melimpah di sana. Sementara gupi yang hidup di Danau Bratan dan Batur kebanyakan mengandalkan bahan-bahan organik yang berada di dasar danau.

Gupi bahkan dapat hidup pada perairan dengan salinitas tinggi (air asin), hingga 150% salinitas normal air laut.






Suwadakar adalah ikan asli Amerika Tengah dan Selatan, menyebar di Kep. Barbados, Trinidad dan Tobago, Guyana, Antillen Belanda, Kep. Virgin, Brazilia, dan Venezuela. Melalui jalur perdagangan dan lain-lain, ikan ini telah dibawa ke berbagai tempat di semua benua di dunia kecuali Antartika, dan kemudian meliar di perairan-perairan bebas.

Gupi dimasukkan ke Indonesia sebagai ikan akuarium pada sekitar tahun 1920an, namun kemudian terlepas atau dilepaskan ke perairan bebas. Agaknya ikan ini semula diharapkan dapat membasmi larva nyamuk di alam untuk mengendalikan penyakit malaria, akan tetapi tidak berhasil. Ikan gupi di akuarium dapat mencapai panjang 60 mm, namun di alam kebanyakan hanya tumbuh hingga sekitar 35 mm saja; dan ukuran ini terlalu kecil untuk memangsa jentik-jentik nyamuk.

Karena keperidiannya, gupi lekas membiak dan merambah aneka perairan bebas. Pada tahun 1929 tercatat bahwa ikan ini dapat ditemukan di hampir semua kolam dan parit di Jawa Barat. Sekarang ikan ini telah meluas ke pelbagai tempat di Nusantara, dan mungkin telah menjadi ikan yang paling melimpah di Jawa dan Bali.

Ikan kecil ini semula ditemukan oleh Robert John Lechmere Guppy di Trinidad pada 1866. Albert C. L. G. Gunther belakangan pada tahun itu juga, menamai ikan ini dengan sebutan Girardinus guppii untuk menghormati sang penemu. Namun ternyata ikan ini telah dideskripsi terlebih dulu dengan nama sah Poecilia reticulata oleh Wilhelm Peters pada 1859, sehingga nama Girardinus guppii hanya mendapatkan status sebagai sinonim (junior synonym). Meski demikian, nama umum gupi (guppy) bagi ikan ini telah terlanjur tenar dan digunakan di mana-mana.

Ikan seribu berkerabat dekat dengan ikan moli (Poecilia latipinna), ikan moli hitam (Poecilia sphenops), ikan ekor-pedang (Xiphophorus helleri), serta ikan platis (Xiphophorus maculatus).

Gupi dapat berkawin silang dengan beberapa jenis moli seperti P. latipinna dan P. velifera, yakni gupi jantan dengan moli betina. Namun anak hasil persilangan ini selalu berkelamin jantan dan cenderung mandul. Sementara persilangan dengan Poecilia wingei dapat menghasilkan anak yang subur.